Selasa, 01 Juli 2014

Filled Under:

Pengenalan Kontrol Internal Perbankan (Internal Control)

Definisi Kontrol Internal (Internal Control)


Internal control kontrol internal perbankan Internal control kontrol internal perbankan


  1. Tahun 1600 – English Lexicon : Kontrol adalah salinan dari sebuah putaran (untuk akun), yang kualitas dan isinya sama dengan aslinya

  2. Tahun 1905 – L.R. Dicksee : Kontrol terdiri dari tiga elemen yaitu pembagian kerja, penggunaan catatan akuntansi dan rotasi pegawai

  3. Tahun 1930 – George E Bennet : Sistem pengecekan internal dapat didefinisikan sebagai kordinasi dari sistem akun-akun dan prosedur perkantoran yang berkaitan sehingga seorang pegawai selain mengerjakan tugasnya sendiri juga secara berkelanjutan mengecek pekerjaan pegawai yang lain untuk hal-hal tertentu yang mungkin rawan kecurangan

  4. Tahun 1949 – AICPA Commite on Auditing Procedure : Kontrol internal berisi rencana organisasi dan pengukuran-pengukuran yang diterapkan di perusahaan untuk mengamankan aktiva memeriksa akurasi dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong ketaatan terhadap kebijakan menajerial yang telah ditetapkan


Filosofi Modern Kontrol Internal (Internal Control)


Kontrol internal merupakan alat bantu dan bukan pembatasan ruang gerak


Filosofi tersebut memandang kontrol sebagai sarana mengintegrasikan pribadi-pribadi dan tujuan perusahaan untuk membantu karyawan dalam pencapaian sasaran. Filosofi tersebut menyebutkan agar orang-orang yang dikontrol juga membantu merencanakan kontrol. Jadi kontrol dipandang sebagai alat ukur seseorang – menentukan apakah standar telah dicapai, apakah seseorang telah menyelesaikan pekerjaannya.


internal control review and recomendation internal control review and recomendation


Strong Internal Control (Kontrol Internal Kuat) Versus Weak Internal Control (Kontrol Internal  Lemah)






Weak ControlStrong Control
Pedoman kerja tidak jelas

Petugas sering mengulang pekerjaan yang salah


Kualitas kerja rendah


Tidak disiplin


Berpotensi timbulnya fraud


Operasional menjadi tidak efektif dan efisien


Mengurangi kepuasan pelanggan


Sumberdaya tidak terorganisir


Bekerja tidak jelas


Sering timbul selisih transaksi


Saling percaya rendah


Efek : Tutup cabang/kantor lambat, pulang kerumah terlambat,


waktu untuk keluarga sedikit, bonus/insentif kurang

Semua pekerjaan berjalan sesuai prosedur

Disiplin kerja baik


Mencegah tindakan fraud


Jika terjadi kesalahan, mudah ditelusuri


Hasil pekerjaan dapat dipercaya


Kesalahan / error diminimalkan


Potensi timbulkan resiko rendah


Meminimalkan pengeluaran biaya


Mudah dikendalikan/dimanage


Terhindar dari sanksi regulator


Kepuasan pelanggan tinggi


Complaint pelanggan rendah dan dapat dimanage


Engagement pelanggan dan pegawai tinggi


Dst

Kontrol Internal Perbankan Kontrol Internal Perbankan


 


Kontrol yang dijalankan membuat manajemen mencapai beberapa tujuan dibawah ini:


  • Informasi keuangan dan operasional yang relevan dan kredibel

  • Pendayagunaan sumber dayayang ada secara maksimal demi efisiensi biaya

  • Pengamanan aktiva termasuk passiva/liabilities

  • Kepatuhan pada hukum, regulasi dan norma serta perikatan

  • Mengidentifikasi besaran-besaran risiko dan menggunakan strategi yang tepat untuk mengontrol risiko tersebut

  • Penetapan objective dan target harus sejalan dengan strategi yang ditetapkan

Tipe Kontrol Internal (Internal Control)


1. Preventive (Pencegahan)


Tugas preventif merupakan built in control atau ex-ante ata key control ada pada petugas itu sendiri dan atasannya. Sehingga pegawai dan atasannya langung berfungsi sebagai transaction control


2. Detective


Detective adalah tugas utama ex-post atau post transaction control untuk meyakinkan apakah terdapat output yang tidak diinginkan. Tugas ini sebagai non-key control


3. Corrective


Temuantemuan negatif harus segera dikoreksi dan menjadi perhatian agar kesalahan tidak terulang kembali


Internal Control Standards


Kontrol harus ada standarnya dan penerapannya tunduk pada standar tersebut.


1. Standar Umum


  • Reasonable Assurance (keyakinan yang wajar bahwa internal control akan dicapai). Jadi bukan absolute assurance atau keyakinan yang mutlak

  • Supportive Attitude (Perilaku yang mendukung)

  • Integrity and competence (kompetensi harus didukung integritas)

  • Control objective (tujuan kontrol yang yang spesifik, komprehensip dan wajar)

  • Monitoring Control (terus menerus mengawasi output

2. Standar Detil


  • Documentation (struktur dan semua transaksi harus didokumentasikan)

  • Prompt and proper recording of transaction and events

  • Authoritation and execution of transaction and events

  • Separation of duties (pemisahan tugas)

  • Supervision (pengawasan yang baik dan berkelanjutan agar tujuan tercapai)

  • Access to and accountability for resources/and records

Pembahasan mengenai internal control akan kami lanjutkan pada artikel berikutnya. Semoga dengan membaca artikel ini anda memiliki gambaran mengenai kontrol internal




Pengenalan Kontrol Internal Perbankan (Internal Control)

0 komentar:

Posting Komentar